Selasa, 28 April 2015

KEGIATAN PENULISAN PUBLIC RELATIONS




 KEGIATAN PENULISAN PUBLIC RELATIONS

I.                   PENDAHULUAN
Peranhu mas sangatlah penting bagi sebuah instansi/organisasi, sebagai upaya mempublikasikan lembaga menjadi sorotan bagi public dan meningkatkan citra lembaga, instansi atau organisasi. Salah satu kegiatan untuk menciptakan citra yang baik bagi lembaga adalah kegiatan penulisan PR.
Kegiatan penulisan ini menuntut praktisi humas harus mempunyai kemampuan jurnalistik atau keahlian menulis. Sehingga bias dikatakan bahwa keahlian menulis adalah keahlian yang sangat penting dalam profesi PR. Bahkan menurut beberapa ahli praktisi PR menyebutkan bahwa 70% kegiatan praktisi kehumasan adalah menulis sedangkan 30% sisanya adalah komunikasi lain. 
Menulis atau teknik menulis yang berkaitan erat dengan aktivitas atau pekerjaan public relations adalah seperti membuat Press Release, Feature, Artikel, Annual Report (laporantahunan) dan Prospektus. Oleh karena itu, kami akan memaparkan sedikit dalam makalah ini mengenai kegiatan penulisan public relations.
II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Apa yang dimaksud dengan penulisan press release?
B.     Bagaimanakah penulisan feature?
C.     Bagaimanakah penulisan artikel?
D.    Bagaimanakah penulisan laporantahunan?
E.     Apa pengertian dari Prospektus?
III.             PEMBAHASAN
A.    Penulisan Press Release
Press release (PRL) adalah informasi dalam bentukberita yang dibuat oleh public relations (Humas) suatu organisasi/perusahaan yang disampaikan kepada pengelola pers/redaksi media massa (tv, radio, surat kabar, majalah) untuk dipublikasikan dalam media massa tersebut.
Menurut Rhenald Kasali dalam bukunya Manajemen Public Relations mengemukakan bahwa press release mempunyai format umum, ada tiga bentuk yang mempunyai penekanan berbeda yaitu:
1.   Basic Publicity Release
Meliputi informasi umum yang mengandung nilai berita (new value)bagi media-media lokal, regional, atau nasional.

2.   Product Release
Informasi yag disebarkan berkaitan dengan peluncuran produk-produk baru atau berkaitan dengan produk perusahaan. Meski akan sangat menguntungkan bagi perusahaan bila berita ini dapat dipublikasikan dimedia umum, media yang berkepentingan umumnya adalah media spesifik, seperti majalah Saw, Warta Ekonomi, Prospek, harian Bisnis Indonesia, Neraca, dan majalah wanita seperti Femina, kartini, periwi, dan sarinah.
3.   Financial Release
Meski informasi keuangan pertama-tama menjadi kepentingan pemegang saham, press release ini sering juga dapat menjadi konsumsi umum bila menyangkut perusahaan besar atau nilai keuangan yang besar. Maka, selain menarik media bisnis dan ekonomi, press release ini juga menarik pers umum.[1]
Press Release atau New Release (pemberitaan pers) merupakan kegiatan penulisan yang paling banyak dilakukan oleh praktisi PR untuk publikasi melalui media massa cetak (surat kabar dan majalah) dan media massa elektronik (tv dan radio).
Media massa setiap harinya selalu kebanjiran informasi dalam bentuk PRL kemeja redaksinya bisa puluhan, ratusan atau mungkin ribuan setiap bulannya. PR mengirimkan PRL karena bentuk ini masih dianggap efektif dalam publisitas PR di media massa. Supaya PRL itu bsa bersaing untuk dimuat, praktisi PR harus bisa seolah menjadi reporter/wartawan. Pada dasarnya PR harus memahami gaya jurnalistik dalammengirimkan PRL-nya. Selain itu, informasi PRL harus memiliki nilai berita (news value) dan berharga sebagai berita (news worthy).
PenulisanPRL layak muat apabila cara menulisnya seperti halnya wartawan menulis berita langsung (straight news) dengan gaya piramida terbalik (inverted pyramid). Dimulai dengan membuat lead/teras berita /kepala beritas ebagai paragraph pertama yang mengandung unsur (5W+1H (What: apa yang terjadi?Where: dimana terjadinya? When: kapan peristiwa tersebut terjadi?Who: siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut?Why: mengapa peristiwa tersebut terjadi?How:bagaimana berlangsungnya peristiwa tersebut?).
Bentuk piramida terbalik sebagai berikut :
      LEAD

     LEAD

TUBUH
Rincian Lead, LatarBelakang, dan
InformasiLanjutan
 




                                                                                                            sangat


                                                                                                             kurang







Setelah menulis lead sebagai paragraf pertama, kembangkan lead itu dalam paragraf  kedua untuk menjelaskan atau mendukung paragraf pertama yang perlu dijelaskan. Kemudian masuk kepada tubuh berita.
Menurut Bivins, pembuatan lead sangat penting karena bersaing untuk merebut perhatian redaksi yang kan mempublikasikan PRL yang dibuat oleh PR. Redaksi dengan sekilas dapat melihat lead itu apakah layak muat atau tidak dimedianya. Unsur nilai berita dan berharga sebagai berita harus tercermin dalam pembuatan lead suatu PRL.
   Bivins mengemukakan format standar PRL ( press release) berdasarkan konvensi para praktisi PR yang tergabung dalam suatu asosiasi sebagai berikut:
1.        Tipe penulisan PRL harus jelas, ditulis dikertas surat tanpa hiasan dipinggir kertasnya.
2.        Margin adalah satu untuk satu dan setengah inci untuk semua bagian.
3.        Alamat pengirim diletakkan di sudut kiri atas halaman pertama ditandai dengan blok termaksuk alamat lengkap, nama kontak person (orang yang bisa dihubungi biasanya orang yang menulis PRL), dan nomor telepon, nomor telepon hotline yang bisa dihubungi kapan saja (termaksuk malam hari).
4.        Tanggal release tertera di margin kanan, sedikit lebh kebawa dibandingkan mergin bawah alamat yang di blok.
5.        Penulisan judul ditulis dalam satu spasi dan di garis bawahi.
6.        Tubuh atau uraian PRL ditulis dalam dua spasi.
7.        Jika lebih dari satu halaman, PRL dibawah halaman dalam more (lagi-lagi) diletakkan dalam kurung atau tanda garis pisah.
8.        Halaman-halaman berikutnya ditandai dengan slug-line (kode) diikuti beberapa garis pemisah.
9.        Akhir dari suatu tulisan PRL ditandai dengan beberapa cara misalnya membubuhkan kata “end” (tamat) atau angka “-30-“ atau simbol #####.
Bila mempelajari atau membaca surat kabar/media massa dengan baik, maka akan terlihat bahwa media itu memiliki gaya dan karakteristik tersendiri sehingga dalam menulis press release perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1.      Memberikan kejelasan tentang badan, instansi, nama organisasi/ dari perusahaan yang mengirim press release tersebut.
2.      Memberikan identitas pengirim dengan jelas.
3.      Mencantumkan dengan tangal pembuatan press release tersebut.
4.      Mencantumkan sifat surat itu. Sehinnga ada kejelsan waktu pemuatannya.
5.      Tunjukkan akhir dari penulisan Press release tersebut.
6.      Tulis press release dalam dua spasi.
7.      Press release tersebut harus diberi judul.
8.      Press release tersebut harus diberi amplop, kecuali dikirim melalui faxcimile atau modem/internet.
9.      Sertakan surat pengantar/permohonan.[2]

B.     Penulisan Feature
Publisitas tentang suatu informasi, kadang kali tidak cukup hanya disampaikan dalam bentuk Press Release, sehingga perlu disajikan lebih lengkap dan rinci dari hanya sekedar Press Release. Publisitas tersebut bisa dibuat dalam bentuk feature/tuturan/karangan khas.
Sama dengan Press Release, isinya lebih kuat berupa penyampaian informasi yang perlu diketahui masyarakat, dan bukan promosi. Karena pada surat kabar, majalah, radio dan televisi sudah ada ruangan untuk promosi yaitu iklan.
            Badan-badan dunia seperti UNICEF, WEP, WHO, dan UNDPlebih banyak menyampaiakan informasinya kepada media massa lewat tulisan feature. Bentuknya macam-macam, baik berupa tulisan dan foto untuk konsumsi media massa cetak. Pita video untuk penyiaran televisi, pita audio untuk radio.
Biasanya dilepas setahun dua kali, sedikitnya setahun kali, untuk memudahkan badan-badan dunia ini menunjukkan perusahaan Public Relations lokal atau kantor berita lokal untuk menyiapkan bahan-bahan siap pakai dalam bahasa indonesia (misalnya) yang diterjemahkan dari naskah asli, yang biasanya dalam bahasa inggris. Bahan-bahan ini amat membantu koran-koran lokal untuk mengisi halaman features-nya. Ini juga sangat menguntungkan karena koran-koran tersebut tidak dipungut bayaran untuk memuat karangan khas tersebut (lain halnya bila kita berlangganan feature dari kantor berita, dipungut uang langganan). Hanya biasanya diminta dengan kerendahan hati agar penerbitan yang memuat tulisan tersebut sudi mengirimkan klipingnya.
Karangan khas/tuturan biasanya dibuat lebih dari satu, dengan isi berkaitan satu sama lain. Maksudnya agar redaksi bisa memilih mana yang cocok dan pas untuk penerbitannya. Setiap featuredilengkapi dengan ilustrasi baik chart, figure, grafik maupun foto gambar. Jadi, bisalah dibayangkan betapa tebalnya sutu karangan-nya dengan empat atau lima lembaran ukuran A4 spasi rangkap.
Slamet Soeseno, dalam bukudasar-dasar public relationkarya SolehSoemirat dan Elvinaro Ardianto, menyebutkan struktur penulisan feature berbeda kali dengan tulisan news (berita/Press Release) yang disusun seperti piramida terbalik yang hanya terdiri atas lead, tubuh, dan penutup. Feature disusun seperti kerucut terbalik yang terdiri atas lead, jembatan di antara lead dan tubuh, tubuh tulisan dan penutup.






LEAD
JEMBATAN

TUBUH

PENUTUP
 









        

Bagian atasnya berupa lapisan lead dan jembatan yang amat pentingnya, dan bagian tengah berupa tubuh tulisan yang makin ke bawah makin kurang pentingnya. Bagian bawahnya berupa alinea penutup yang bulat.
Lead feature berisi hal yang penting untuk mengarahkan perhatian pembaca pada suatu hal yang akan dijadikan sudut pandang dimulainya tulisan.
Jembatan bertugas sebagai perantara antara lead dan tubuh, yang dengan lead masih terkait, tetapi ke tubuh bulisan sudah mulai masuk. Ia semata-mata melukiskan identitas dan situasi dari hal yang akan dituturkan nanti.
Tubuh feature berisi situasi dan proses, disertai penjelasan mendalam tentang mengapa dan bagaimananya. Pada human interest feature, situasi yang diertai yang dituturkan disertai pendapat atau pandangan yang subjektif dari penulisanya mengenai situasi yang diutarakan. Tetapi pada bentukfeature ilmiah populer, situasi dan proses yang dituturkan tidak disertai pendapat subjektif, melainkan tetap dipertahankan keobjektifan pandangan.
Penutup featureberupa alinea berisi pesan yang mengesankan.[3]
Saeseno mengelompokan feature menjadi tiga yaitu: news feature, feature pengetahuan dan human interest feature.
News feature: bentuk penulisan ini tumbuh sebagai hasil sampingan dari penulisan hard news. Berbeda dengan human interest feature yang membicarakan sisi kehidupan orang yang sedang menjadi pelaku berita, pada news feature yang dibicarakan adalah kejadiannya, berikut proses timbulnya kejadian itu.
News feature juga bukan human interest, karena sama sekali tidak berbicara tentang stori/kisah orang.
Kebutuhan menulis news feature ini memang timbul karena menulis suatu proses dari peristiwa dalam bentuk interpretative news kurang memadai. Proses yang biasanya panjang dan mendalam lebih cocok diwadahi dalam tulisan feature. Karena gagasan untuk menulis timbul setelah ada peristiwa yang menjadi news-lah, maka feature semacam itu terpaksa diberi label “news”feature”.
Feature pengetahuan: kalau bahan untuk menyusun feature itu lebih ilmiah, karena data dan informasi yang dikumpulkan mengenai topik yang akan dibahas kebetulan melimpah, mendalam dan terinci, sayang kalau hanya ditulis sebagai news feature. Ia lebih cocok ditulis sebagai feature pengetahuan.
Ciri feature pengetahuan yang jelas ialah kedalaman pembahasan materi dan keobjektifan pandangan yang dikemukakan. Tulisan tidak hanya mengemukakan mengapa dan bagaimananya suatu fakta tetapi juga mengapa dan bagaimana proses, disertai penjelasan ilmiahnya yang ketemu nalar. Feature pengetahuan yang diberi penjelasan ilmiah ini disebut juga feature ilmiah. Karena ditulis dengan bahasa populer, ia disebut feature ilmiah terpuler.
Jenis penyajian: Pada garis besarnya ada tiga jenis penyajian tulisan ilmiah terpopuler yang berbeda-bedadalam materinya yaitu: pertama, penyajian deskriptif, yang hanya memberikan suatu pengetahuan sebagai kumpulan fakta sebagaimana adanya atau mengemukakan penemuan mutakhir di bidang keilmuan tertentu, tanpa banyak menjelaskan bagaimana jalannya proses (riwayat atau latar belakang) penemuan itu.
Kedua, jenis penyajian deskriptif, tetapi disertai penjelasan tentang jalannya proses pembentukan, riwayat penemuan, atau sejarah terjadinya hal, penjelasan mengapa sampai begitu, dan bagaimana duduk perkaranya.
Feature pengetahuan ini sudah meningkat menjadi feature ilmiah. Media massa yang suka memuat tulisan yang mendalam semacan itu, misalnya Harian kompas dansuara Pembaharuan, majalah bulanan untuk umum Intisari, majalah bulanan untuk umum Intisari, majalah hobi pertanian dan agrobinsis Trubus, majalah psikologi dan perilaku Anda dan Tiara, majalah komputer Infokomputer.
Ketiga, jenis penyajian deskriptif, yang disertai proses terjadi-nya, berikut alasan mengapa bisa terjadi, dan bagaimana duduk perkaranya, ditambah dengan masalah yang berkaitan dengannya, berikut bagaimana jalan keluar atau pemecahan masalah itu. Penyajian tulisan semacam ini merangsang pemikiran dan khusus melayani embaca ilmiah populer dari tingkat kelas.[4]
Umar Nur Zain dalam buku dasar-dasar public relations karya Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto mengatakan bahwa feature dalam arti luas adalah tulisan-tulisan di luar berita, biasanya berupa tulisan ringan, tulisan berat, tajuk rencana, tulisan opini, sketsa, laporan pandang mata dan sebagainya. Sedangkan dalam arti sempit, feature adalah tulisan khas yang sifatnya bisa menghibur, mendidik, memnberi informasi dan sebagainya mengenai aspek kehidupan dengan gaya yang bervariasi.
Untuk membedakan feature dalam arti sempit dengan tulisan lainnya, kata Zain, perhatikan hal-hal berikut:
1.   Beda dengan tajuk rencana: feature dalam mengemukakan opininya, tidak begitu kentara, menggunakan contoh-contoh, penulisan suasana,meminjam pernyataan-pernyataan pihak yang bertanggung jawab, dan lebih panjang. Sedangkan tajuk rencana lebih rasional serta hangat padat.
2.   Beda dengan cerita pendek: feature berdasarkan pada fakta, sebagai nilai jurnalistik, sedangkan cerita pendek lebih condong ke fiksi.[5]
C.    Penulisan Artikel
         Sejak tahun 1980, para jurnalis Amerika sepakat untuk memakai istilah article itu bagi tulisan yang terutama berisi sikap atau pendirian subjektif, yang disertai alasan dan bukti yang mendukung pendirian itu.
Sebelum berkenalan lebih erat dengan tubuh artikel, ada baiknya mengenal kolom opini terlebih dahulu yang berisi pendapat. Jadi mudah membedakan tulisan artikel yang berisikan sikap atau pendirian, daei tulisan opini yang berisikan pendapat. Apa perbedaan antara pendapat dan pendirian dalam tulis-menulis? Lebih jauh SoesenodalambukuDasar-dasar Public Relations mengatakan:
Dalam mengemukakan pendapat, penulis opini dituntut agar yang dikemukakan itu benar-benar pendapat saja. Bukan cerita, bukan berita, bukan tuturan seperti feature dan juga bukan feature pendek yang diakhiri dengan pendapat.
Tulisan opini tidak mempunyai struktur tertentu. Ia tidak mempunyai lead dan jembatan. Langsung saja berisi tubuh, yang mengemukakan apa masalah yang menjadi pokok bahasan, diikuti langsung oleh pendapat penulis mengenai masalah itu. Karena itu, tulisan opini biasanya pendek. Kira-kira hanya sepanjang satu atau dua kolom dalam surat kabar (satu halaman dalam majalah), tulisan seperti itu disebut column. Penulisnya columnist.
Artikel, sebaliknya, sebuah tulisanyang isinya fakta berikut masalah (yang tidak hanya satu tetapi beberapa sekaligus yang saling berkaitan), diikuti pendirian objektif yang disertai argumentasi berdasarkan teori keilmuan dan bukti berupa data statistik yang mendukung pendirian itu. Hal itu dipandang bukan opini atau esai lagi, tetapi sudah berkembang sebagai artikel. Biasanya pendirian ini dikemukakan (kadang-kadang ditulis sendiri) oleh pakar di bidang keilmuan tertentu atau pendapat pejabat eksekutif yang berwenang, yang mestinya pakar juga.
Seperti tulisan opini, tulisan artikel pun tidak mempunyai struktur. Penulisnya bebas menuangkan masalah yang sedang dibahasnya, kemudian menyabungnya dengan pendiriannya yang subyektif. Asal jelas dan dapat ditangkap isinya. Artikel tidak perlu diusahakan susah payah menarik perhatian, karena toh akan dibaca oleh seorang pakar, pejabat atau tokoh terkenal. Juga tak perlu disusun yang penting didahulukan dan kurang penting belakangan.
Seperti halnya kemampuan menulis feature, penulisan artikel dan opini pun sebaliknya dimiliki oleh mereka yang berprofesi Humas. Selain mampu me njadi kolumnis atau penulis artikel di media massa, keterampilan ini juga dapat digunakan dalam mengisi rubrik-rubrik di House Journal, In house magazine atau company newspaper.[6]
D.    Penulisan Tahunan
Annual report (laporan tahunan) adalah sangat penting, sangat luas cakupan bacaannya dan sebagai publikasi yang sangat mahal yang dibuat oleh bagian Humas/Public Relations. Penekanan kepentingan tidak bisa terlalu tajam karena laporan tahunan ini juga dibuat untuk berbagai fungsi dan diperuntukkan bagi banyak publik yang berbeda. Untuk para karyawan, para pemegang saham dan potential shreholders (pemegang saham potensial/saham publik), laporan tahunan ini memberikan gambaran secara luas bagaimana perkembangannya dan mengapa perusahaan itu ada.
Robert S. Colemenyebutkan terdapat berbagai faktor dalam pembuatan laporan tahunan yang meliputi anggaran, alokasi sumber daya manusia, dan kendala yang akan dihadapi, mengingat:
Pertama: publikasi laporan tahunan menceritakan kepada banyak publik akan gambaran keseluruhan tentang perusahaan yang telah lalu, yang sekarang dan yang akan datang.
Kedua, sangat sulit laporan tahunan untuk memenuhi kebutuhan banyak publik yang berlainan akan informasi perusahaan. Karakteristik sejumlah pembaca adalah ahli hukum, akunting, orang yang bergerak di sekitar industri. Banyak lagi perbedaan publik dari yang sedikit sampai yang ekstrim.
Ketiga, pengelola perusahaan menyadari bahwa memproduksi laporan sangat tidak mendatangkan profit. Kebanyakan laporan tahunan ini diterbitkan pada bulan Maret atau April. Kompetisi merebut perhatian dengan suatu publikasi yang harus sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan pemerintah (yang mana hasilnya berisi sejumlah keseragaman) yang menimbulkan tantangan untuk berkreativitas, kadang-kadang menemui kegagalan-kegagalan justru memunculkan sangat kreatifnya orang-orang.
Keempat, tekanan batasan waktu selesainya laporan bisa menjadi sangat ketat, beberapa pekerjaan sudah dimulai satu tahun sebelumnya. Misalnya pengumpulan khoreografi gambaran keuangan pada akhir tahun, data tugas dari pemerintah fakta yang berkaitan lainnnya dan gambaran yang dimiliki sendiri bertujuan untuk membaginhya dengan kemampuan secara organisasional menyangkut keperluan publik, kepemimpinan dan kendala.
Kelima, menjaga berbagai kepentingan dalam pembuatan laporan tahunan.[7]
Secaraumuum, proses danteknispembuatan Annual Report Publications tersebutterkaiteratdenganberbagaikegiatan, yaitusebagaiberikut:
1.    Dalam pekerjaan strategi publikasi PR, salah satu media yang banyak dipergunakan oleh suatu perusahaan besar dan benefit adalah laporan keuangan tahunan yang biasanya terbit dari setiap tahun. Dalam laporan yang cukup mahal biaya publikasinya itu, dilaporkan perkembangan posisi neraca keuangan, dan posisi rugi/laba yang diperoleh selama investasi tahun berjalan, serta prospek bisnis serta keuntungan investasi yang diharapkan di masa-masa mendatang. Semua itu disusun dengan sistematis untuk dapat dipertanggungjawabkan, hasil laporannya dibuat dalam bentuk format majalah khusus “laporan Keuangan Tahunan Perusahaan” atau dikenal dengan Annual Report atau Book of Year Financial Public Relations.
2.    Yang menjadi target audience (khalayaksasaran) dari publikasi Annual Report tersebut ditujukan kepada Antara lain:
a.       Share Holder (Pemegangsaham)
b.      Investor atau tekanan bisnis
c.       Kreditur : perusahaan perbankan, asuransi dan lembaga keuangan
d.      Calon atau nasabah atau pelanggan
e.       Pengamat ekonomi, marketing, para eksekutif serta pejabat
f.       Kompetitor atau pesaing
g.      Jajaran direksi, manajemen dan komisaris.
3.    Kualitaskertas, cetakan, desain, lay out, materi/isilaporantahunandan performance harusdibentuksecara “wah”ataumewahdan professional, sehinggadiharapkanakandapatmenimbulkancitra yang positifbagiperusahaanbersangkutanmelaluipublikasiAnnual Report.
4.    Melalui proses pembuatanmulaidari :
a.       Planning the report & data
b.      Assigning work & gathering material
c.       Producing copy, photogharps, charts & others art work design
d.      Clearing the material & making necessary adjustment
e.       Production process, printed & distribution
5.    Kemudianadadaftarpertanyaan, what and why to make an annual report publication ?yakni :
a.    Apa yang telahdiraiholehperusahaanpadatahunyang lain?
b.    Apakahsudahcukuppuasmengenaihasil yang telahdicapai?
c.    Bagaimanaharapankeuntungan, labadaribisnisatauinvestasi di masa-masa mendatang?
d.   Bagaimana perkembangan/kemajuan tentang produk baru, marketing, penjualan, kinerja tim personel sebagai pendukung, struktur manajemen perusahaan?
e.    Apa tantangan (challenge), bagaimana ancamannya (thearts) danpeluang atau kesempatan yang diraih  (oppurtunities), dimana letak kelemahan (weakness) dan kekuatannya (strenghs)- S.W.O.T
f.     Bagaimana dampak dari luar yang berkaitan dengan kebijaksanaan, peraturan pemerintah tehadap produk, marketing, keuntungan dan kerugian yang bakal menimpa perusahaan di masa mendatang?.
6.    Contoh : Annual report, dari PT. Citra MargaNusaphalaPersada (sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa penyedian jalan tol). Berisikan informasi dan laporan keuangan perusahaan sebagai berikut :
Daftarisi :
a.    Sambutan dari Dewan Komisaris
b.    Laporan direksi
c.    Selayang pandang perusahaan
d.   Ikhtiarlaporankeuangan
e.    Pencapaian di tahun 1994
f.     Dewankomisarisdandireksi
g.    Tim manajemen
h.    Laporan auditor independen.[8]
E.     Prospektus (selebaran)
Prospektus (selebaran) dirancang dan dibuat oleh Public Relations. Adapun bentuk-bentuk selebaran itu sendiri sebagi berikut:
1.      Leaflet: asal kata dari leaf (daun), yaitu selebaran satu lembar tidak terlipat.
2.      Folder:selebaran yang terdiri dari sejumlah halaman dilipat, dapat dimasukkan ke dalam amplop atau mudah dibawa dalam saku.
3.      Brochures dan Booklest: selebaran berbentuk buku kecil, dijepit atau dijahit.
4.      Broadsheet: jenis lain folder todak dilipat, ukurannya mirip halaman surat kabar.
5.      Catalogues: brosur yang menggambarkan dan mengilustrasikan produk yang ditawarkan dan tertera harga produk tersebut.
6.      Time Tables :seperti brosur pada umumnya, ukurannya seperti airline time tables (daftar jadwal penerbangan) atau lebih di kecil dari folder seperti jasa pelayanan jasa bis dan kereta api.
7.      Picture Poscard: kartupos bergambar ini merupakan salah satu publisitas yang banyak diminati pelanggan, seperti di hotel, pesawat dan kapal laut.
8.      Hotel Stationery :blangko surat dan amplop yang ditempatkan di ruang hotel. Tidak hanya digunakan sebagai bentuk pelayanan tetapi juga digunakan sebagai sarana iklan.
9.      Stuffer :sejumlah leatflet yang dimasukkan dalam bentuk kemasan. Biasanya berisi instruksi atau bagaimana menggunakan suatu produk dan bias juga digunakan sebagai iklan produk jenis lainnya.
10.  Diaries: agenda diterbitkan setahun sekali.
11.  Telephone number reminder:catatan nomer telepon berupa kartu kartu gantung atau buku pencatat pesan seukuran saku.
12.  Swing tags: kartu berisi kan macam-macam produk dan memberikan petunjuk bagaimana cara menggunakan produk itu dan cara memeliharanya.
13.  Guarante cards: kartu Guarante pembelian suatu produk.
14.  Price list and order form: daftar harga dan formulir pemesanan produk, tetapi dirancang agar memudahkan memperoleh informasi akurat tentang produk dan lengkap seperti jumlah barang dan pembayarannya.[9]

IV.             KESIMPULAN
Kegiatan penulisan public relations adalah sebagai berikut :
a.       Penulisan Press Release
b.      Penulisan Feature
c.       Penulisan Artikel
d.      Penulisan Laporan tahunan (Annual Report)
e.       Prospectus




V.                PENUTUP
Demikiannlah makalah ini kami sampaikan. Kami sadar bahwa makalah ini belum sempurna baik dari segi penulisan maupun materi yang disampaikan. Oleh karena itu kami sangat berharap akan saran dan kritik dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Amin


[1]Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations, Jakarta : Pustaka Utama Grafiti, 2005, hlm 170-171
[2]Soleh SoemiratdanEvinaroArdianto,  Dasar-dasar Public Relations, Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2007, hlm. 65-69
[3]Soleh SoemiratdanEvinaroArdianto,  Dasar-dasar Public Relations,……hlm. 65-69
[4]Yosal Iriantara, Manajemen Strategis Public Relations, Bandung: Penerbit Ghalia Indonesia, 2004, hlm57
[5]Soleh SoemiratdanEvinaroArdianto,  Dasar-dasar Public Relations,……hlm. 68
[6]Kustadi Suhandang, Public Relations Perusahaan, Bandung: Penerbit  Nuansa, 2004, hlm. 153
[7]Soleh SoemiratdanEvinaroArdianto,  Dasar-dasar Public Relations,…….,hlm80
[8]RosadyRuslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi : konsepdanaplikasi, Jakarta : PT. RajaGrafindoPersada, 2008, hlm,222-225
[9]Soleh SoemiratdanEvinaroArdianto,………, hlm 82

1 komentar: