KEGIATAN PENULISAN PUBLIC RELATIONS
I.
PENDAHULUAN
Peranhu mas sangatlah penting bagi sebuah instansi/organisasi, sebagai upaya
mempublikasikan lembaga menjadi sorotan bagi public dan meningkatkan citra lembaga,
instansi atau organisasi. Salah satu kegiatan untuk menciptakan citra yang baik
bagi lembaga adalah kegiatan penulisan PR.
Kegiatan penulisan ini menuntut praktisi humas harus mempunyai kemampuan
jurnalistik atau keahlian menulis. Sehingga bias dikatakan bahwa keahlian menulis
adalah keahlian yang sangat penting dalam profesi PR. Bahkan menurut beberapa ahli
praktisi PR menyebutkan bahwa 70% kegiatan praktisi kehumasan adalah menulis sedangkan
30% sisanya adalah komunikasi lain.
Menulis atau teknik menulis yang berkaitan erat dengan aktivitas atau pekerjaan
public relations adalah seperti membuat Press Release, Feature,
Artikel, Annual Report (laporantahunan) dan Prospektus. Oleh karena itu,
kami akan memaparkan sedikit dalam makalah ini mengenai kegiatan penulisan public
relations.
II.
RUMUSAN
MASALAH
A. Apa
yang dimaksud dengan penulisan press
release?
B. Bagaimanakah
penulisan feature?
C. Bagaimanakah
penulisan artikel?
D. Bagaimanakah
penulisan laporantahunan?
E. Apa
pengertian dari Prospektus?
III.
PEMBAHASAN
A. Penulisan Press Release
Press
release (PRL) adalah informasi dalam bentukberita yang
dibuat oleh public relations (Humas)
suatu organisasi/perusahaan yang disampaikan kepada pengelola pers/redaksi
media massa (tv, radio, surat kabar, majalah) untuk dipublikasikan dalam media
massa tersebut.
Menurut
Rhenald Kasali dalam bukunya Manajemen Public Relations mengemukakan bahwa press
release mempunyai format umum, ada tiga bentuk yang
mempunyai penekanan berbeda yaitu:
1. Basic Publicity Release
Meliputi
informasi umum yang mengandung nilai berita (new value)bagi media-media
lokal, regional, atau nasional.
2. Product Release
Informasi yag
disebarkan berkaitan dengan peluncuran produk-produk baru atau berkaitan dengan
produk perusahaan. Meski akan sangat menguntungkan bagi perusahaan bila berita ini dapat dipublikasikan
dimedia umum, media yang berkepentingan umumnya adalah media spesifik, seperti
majalah Saw, Warta Ekonomi, Prospek, harian Bisnis Indonesia, Neraca, dan
majalah wanita seperti Femina, kartini, periwi, dan sarinah.
3. Financial Release
Meski informasi
keuangan pertama-tama menjadi kepentingan pemegang saham, press release
ini sering juga dapat menjadi konsumsi umum bila menyangkut perusahaan besar
atau nilai keuangan yang besar. Maka, selain menarik media bisnis dan ekonomi, press release ini
juga menarik pers umum.[1]
Press Release
atau New Release (pemberitaan pers)
merupakan kegiatan penulisan yang paling banyak dilakukan oleh praktisi PR
untuk publikasi melalui media massa cetak (surat kabar dan majalah) dan media
massa elektronik (tv dan radio).
Media massa setiap harinya selalu kebanjiran informasi dalam bentuk PRL
kemeja redaksinya bisa puluhan, ratusan atau mungkin ribuan setiap bulannya. PR
mengirimkan PRL karena bentuk ini masih dianggap efektif dalam publisitas PR di
media massa. Supaya PRL itu bsa bersaing untuk dimuat, praktisi PR harus bisa seolah menjadi
reporter/wartawan. Pada dasarnya PR harus memahami gaya jurnalistik
dalammengirimkan PRL-nya. Selain itu, informasi PRL harus memiliki nilai berita
(news value) dan berharga sebagai berita (news worthy).
PenulisanPRL layak muat apabila cara menulisnya
seperti halnya wartawan menulis berita langsung (straight news) dengan gaya piramida terbalik
(inverted pyramid). Dimulai dengan membuat lead/teras berita /kepala beritas
ebagai paragraph pertama yang mengandung unsur (5W+1H (What: apa yang terjadi?Where: dimana terjadinya? When: kapan peristiwa tersebut terjadi?Who: siapa yang terlibat dalam
peristiwa tersebut?Why: mengapa peristiwa tersebut terjadi?How:bagaimana berlangsungnya peristiwa
tersebut?).
Bentuk piramida terbalik sebagai berikut :
LEAD
|
LEAD
TUBUH
Rincian Lead, LatarBelakang, dan
InformasiLanjutan
|
sangat
kurang
Setelah
menulis lead sebagai paragraf
pertama, kembangkan lead itu dalam
paragraf kedua untuk menjelaskan atau
mendukung paragraf pertama yang perlu dijelaskan. Kemudian masuk kepada tubuh
berita.
Menurut
Bivins, pembuatan lead sangat penting karena bersaing untuk merebut
perhatian redaksi yang kan mempublikasikan PRL yang dibuat oleh PR. Redaksi
dengan sekilas dapat melihat lead itu apakah layak muat atau tidak
dimedianya. Unsur nilai berita dan berharga sebagai berita harus tercermin
dalam pembuatan lead suatu PRL.
Bivins mengemukakan format standar PRL ( press release) berdasarkan konvensi para
praktisi
PR yang tergabung dalam suatu asosiasi sebagai berikut:
1.
Tipe penulisan
PRL harus jelas, ditulis dikertas surat tanpa hiasan dipinggir kertasnya.
2.
Margin adalah
satu untuk satu dan setengah inci untuk semua bagian.
3.
Alamat pengirim
diletakkan di sudut kiri atas halaman pertama ditandai dengan blok termaksuk
alamat lengkap, nama kontak person (orang yang bisa dihubungi biasanya orang
yang menulis PRL), dan nomor telepon, nomor telepon hotline yang bisa dihubungi kapan saja (termaksuk malam hari).
4.
Tanggal release
tertera di margin kanan, sedikit lebh kebawa dibandingkan mergin bawah alamat
yang di blok.
5.
Penulisan judul
ditulis dalam satu spasi dan di garis bawahi.
6.
Tubuh atau
uraian PRL ditulis dalam dua spasi.
7.
Jika lebih dari
satu halaman, PRL dibawah halaman dalam more (lagi-lagi) diletakkan
dalam kurung atau tanda garis pisah.
8.
Halaman-halaman
berikutnya ditandai dengan slug-line (kode) diikuti beberapa garis
pemisah.
9.
Akhir dari suatu
tulisan PRL ditandai dengan beberapa cara misalnya membubuhkan kata “end”
(tamat) atau angka “-30-“ atau simbol #####.
Bila
mempelajari atau membaca surat kabar/media massa dengan baik, maka akan terlihat
bahwa media itu memiliki
gaya dan karakteristik tersendiri sehingga dalam menulis press release perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1. Memberikan
kejelasan tentang badan, instansi, nama organisasi/ dari perusahaan yang
mengirim press release tersebut.
2. Memberikan
identitas pengirim dengan jelas.
3. Mencantumkan
dengan tangal pembuatan press release
tersebut.
4. Mencantumkan
sifat surat itu. Sehinnga ada kejelsan waktu pemuatannya.
5. Tunjukkan
akhir dari penulisan Press release tersebut.
6. Tulis
press release dalam dua spasi.
7. Press release
tersebut harus diberi judul.
8. Press
release tersebut harus diberi amplop, kecuali dikirim melalui faxcimile atau modem/internet.
9. Sertakan
surat pengantar/permohonan.[2]
B. Penulisan Feature
Publisitas
tentang suatu informasi, kadang kali tidak cukup hanya disampaikan dalam bentuk
Press Release, sehingga perlu
disajikan lebih lengkap dan rinci dari hanya sekedar Press Release. Publisitas tersebut bisa dibuat dalam bentuk feature/tuturan/karangan khas.
Sama
dengan Press Release, isinya lebih
kuat berupa penyampaian informasi yang perlu diketahui masyarakat, dan bukan
promosi. Karena pada surat kabar, majalah, radio dan televisi sudah ada ruangan
untuk promosi yaitu iklan.
Badan-badan dunia seperti UNICEF,
WEP, WHO, dan UNDPlebih banyak menyampaiakan informasinya kepada media massa
lewat tulisan feature. Bentuknya
macam-macam, baik berupa tulisan dan foto untuk konsumsi media massa cetak.
Pita video untuk penyiaran televisi, pita audio untuk radio.
Biasanya
dilepas setahun dua kali, sedikitnya setahun kali, untuk memudahkan badan-badan
dunia ini menunjukkan perusahaan Public Relations lokal atau kantor berita
lokal untuk menyiapkan bahan-bahan siap pakai dalam bahasa indonesia (misalnya)
yang diterjemahkan dari naskah asli, yang biasanya dalam bahasa inggris.
Bahan-bahan ini amat membantu koran-koran lokal untuk mengisi halaman
features-nya. Ini juga sangat menguntungkan karena koran-koran tersebut tidak
dipungut bayaran untuk memuat karangan khas tersebut (lain halnya bila kita
berlangganan feature dari kantor berita, dipungut uang langganan).
Hanya biasanya diminta dengan kerendahan hati agar penerbitan yang memuat
tulisan tersebut sudi mengirimkan klipingnya.
Karangan
khas/tuturan biasanya dibuat lebih dari satu, dengan isi berkaitan satu sama
lain. Maksudnya agar redaksi bisa memilih mana yang cocok dan pas untuk
penerbitannya. Setiap featuredilengkapi
dengan ilustrasi baik chart, figure, grafik maupun foto gambar. Jadi,
bisalah dibayangkan betapa tebalnya sutu karangan-nya dengan empat atau lima
lembaran ukuran A4 spasi
rangkap.
Slamet
Soeseno, dalam bukudasar-dasar
public relationkarya SolehSoemirat dan Elvinaro
Ardianto, menyebutkan struktur penulisan feature berbeda kali dengan tulisan news
(berita/Press Release) yang disusun seperti piramida terbalik yang hanya
terdiri atas lead, tubuh, dan penutup. Feature disusun seperti kerucut
terbalik yang terdiri atas lead, jembatan di antara lead dan
tubuh, tubuh tulisan dan penutup.
LEAD
|
JEMBATAN
|
TUBUH
|
PENUTUP
|
Bagian
atasnya berupa lapisan lead dan jembatan yang amat pentingnya, dan
bagian tengah berupa tubuh tulisan yang makin ke bawah makin kurang pentingnya.
Bagian bawahnya berupa alinea penutup yang bulat.
Lead feature berisi
hal yang penting untuk mengarahkan perhatian pembaca pada suatu hal yang akan
dijadikan sudut pandang dimulainya tulisan.
Jembatan
bertugas sebagai perantara antara lead
dan tubuh, yang dengan lead masih terkait, tetapi ke tubuh bulisan sudah
mulai masuk. Ia semata-mata melukiskan identitas dan situasi dari hal yang akan
dituturkan nanti.
Tubuh
feature berisi situasi dan proses,
disertai penjelasan mendalam tentang mengapa dan bagaimananya. Pada human interest feature, situasi yang
diertai yang dituturkan disertai pendapat atau pandangan yang subjektif dari
penulisanya mengenai situasi yang diutarakan. Tetapi pada bentukfeature ilmiah populer, situasi dan
proses yang dituturkan tidak disertai pendapat subjektif, melainkan tetap
dipertahankan keobjektifan pandangan.
Penutup
featureberupa alinea berisi pesan
yang mengesankan.[3]
Saeseno
mengelompokan feature menjadi tiga yaitu: news
feature, feature pengetahuan dan human
interest feature.
News feature: bentuk
penulisan ini tumbuh sebagai hasil sampingan dari penulisan hard news. Berbeda dengan human
interest feature yang membicarakan sisi kehidupan orang yang sedang menjadi
pelaku berita, pada news feature yang
dibicarakan adalah kejadiannya, berikut proses timbulnya kejadian itu.
News feature
juga bukan human interest, karena
sama sekali tidak berbicara tentang stori/kisah orang.
Kebutuhan
menulis news feature ini memang
timbul karena menulis suatu proses dari peristiwa dalam bentuk interpretative news kurang memadai.
Proses yang biasanya panjang dan mendalam lebih cocok diwadahi dalam tulisan feature. Karena gagasan untuk menulis
timbul setelah ada peristiwa yang menjadi news-lah, maka feature semacam itu terpaksa diberi
label “news”feature”.
Feature pengetahuan:
kalau bahan untuk menyusun feature itu lebih ilmiah, karena data dan informasi
yang dikumpulkan mengenai topik yang akan dibahas kebetulan melimpah, mendalam
dan terinci, sayang kalau hanya ditulis sebagai news feature. Ia lebih
cocok ditulis sebagai feature
pengetahuan.
Ciri
feature pengetahuan yang jelas ialah
kedalaman pembahasan materi dan keobjektifan pandangan yang dikemukakan.
Tulisan tidak hanya mengemukakan mengapa dan bagaimananya suatu fakta tetapi
juga mengapa dan bagaimana proses, disertai penjelasan ilmiahnya yang ketemu nalar. Feature pengetahuan yang
diberi penjelasan ilmiah ini disebut juga
feature ilmiah. Karena ditulis dengan bahasa populer, ia disebut feature ilmiah terpuler.
Jenis
penyajian: Pada garis besarnya ada tiga jenis penyajian tulisan ilmiah
terpopuler yang berbeda-bedadalam materinya yaitu: pertama, penyajian
deskriptif, yang hanya memberikan suatu pengetahuan sebagai kumpulan fakta
sebagaimana adanya atau mengemukakan penemuan mutakhir di bidang keilmuan
tertentu, tanpa banyak menjelaskan bagaimana jalannya proses (riwayat atau
latar belakang) penemuan itu.
Kedua,
jenis penyajian deskriptif, tetapi disertai penjelasan tentang jalannya proses
pembentukan, riwayat penemuan, atau sejarah terjadinya hal, penjelasan mengapa
sampai begitu, dan bagaimana duduk perkaranya.
Feature
pengetahuan ini sudah meningkat menjadi feature ilmiah. Media massa yang suka
memuat tulisan yang mendalam semacan itu, misalnya Harian kompas dansuara
Pembaharuan, majalah bulanan untuk umum Intisari,
majalah bulanan untuk umum Intisari, majalah hobi pertanian dan agrobinsis Trubus, majalah psikologi dan perilaku
Anda dan Tiara, majalah komputer Infokomputer.
Ketiga,
jenis penyajian deskriptif, yang disertai proses terjadi-nya, berikut alasan
mengapa bisa terjadi, dan bagaimana duduk perkaranya, ditambah dengan masalah
yang berkaitan dengannya, berikut bagaimana jalan keluar atau pemecahan masalah
itu. Penyajian tulisan semacam ini merangsang pemikiran dan khusus melayani
embaca ilmiah populer dari tingkat kelas.[4]
Umar
Nur Zain dalam buku dasar-dasar public
relations karya Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto
mengatakan bahwa feature dalam arti
luas adalah tulisan-tulisan di luar berita, biasanya berupa tulisan ringan,
tulisan berat, tajuk rencana, tulisan opini, sketsa, laporan pandang mata dan
sebagainya. Sedangkan dalam arti sempit, feature
adalah tulisan khas yang sifatnya bisa menghibur, mendidik, memnberi informasi
dan sebagainya mengenai aspek kehidupan dengan gaya yang bervariasi.
Untuk
membedakan feature dalam arti sempit
dengan tulisan
lainnya, kata Zain, perhatikan hal-hal berikut:
1. Beda
dengan tajuk rencana: feature dalam
mengemukakan opininya, tidak begitu kentara, menggunakan contoh-contoh,
penulisan suasana,meminjam pernyataan-pernyataan pihak yang bertanggung jawab,
dan lebih panjang. Sedangkan tajuk rencana lebih rasional serta hangat padat.
2. Beda
dengan cerita pendek: feature
berdasarkan pada fakta, sebagai nilai jurnalistik, sedangkan cerita pendek
lebih condong ke fiksi.[5]
C. Penulisan
Artikel
Sejak tahun 1980, para jurnalis Amerika
sepakat untuk memakai
istilah article itu bagi tulisan yang
terutama berisi sikap atau pendirian subjektif, yang disertai alasan dan bukti
yang mendukung pendirian itu.
Sebelum
berkenalan lebih erat dengan tubuh artikel, ada baiknya mengenal kolom opini
terlebih dahulu yang berisi pendapat. Jadi mudah membedakan tulisan artikel
yang berisikan sikap atau pendirian, daei tulisan opini yang berisikan
pendapat. Apa perbedaan antara pendapat dan pendirian dalam tulis-menulis?
Lebih jauh SoesenodalambukuDasar-dasar Public Relations
mengatakan:
Dalam
mengemukakan pendapat, penulis opini dituntut agar yang dikemukakan itu
benar-benar pendapat saja. Bukan cerita, bukan berita, bukan tuturan seperti feature dan juga bukan feature pendek yang diakhiri dengan
pendapat.
Tulisan
opini tidak mempunyai struktur tertentu. Ia tidak mempunyai lead dan jembatan. Langsung saja berisi
tubuh, yang mengemukakan apa masalah yang menjadi pokok bahasan, diikuti
langsung oleh pendapat penulis mengenai masalah itu. Karena itu, tulisan opini
biasanya pendek. Kira-kira hanya sepanjang satu atau dua kolom dalam surat
kabar (satu halaman dalam majalah), tulisan seperti itu disebut column. Penulisnya columnist.
Artikel,
sebaliknya, sebuah tulisanyang isinya fakta berikut masalah (yang tidak hanya
satu tetapi beberapa sekaligus yang saling berkaitan), diikuti pendirian
objektif yang disertai argumentasi berdasarkan teori keilmuan dan bukti berupa
data statistik yang mendukung pendirian itu. Hal itu dipandang bukan opini atau
esai lagi, tetapi sudah berkembang sebagai artikel. Biasanya pendirian ini
dikemukakan (kadang-kadang ditulis sendiri) oleh pakar di bidang keilmuan
tertentu atau pendapat pejabat eksekutif yang berwenang, yang mestinya pakar
juga.
Seperti
tulisan opini, tulisan artikel pun tidak mempunyai struktur. Penulisnya bebas
menuangkan masalah yang sedang dibahasnya, kemudian menyabungnya dengan
pendiriannya yang subyektif. Asal jelas dan dapat ditangkap isinya. Artikel
tidak perlu diusahakan susah payah menarik perhatian, karena toh akan dibaca
oleh seorang pakar, pejabat atau tokoh terkenal. Juga tak perlu disusun yang
penting didahulukan dan kurang penting belakangan.
Seperti
halnya kemampuan menulis feature,
penulisan artikel dan opini pun sebaliknya dimiliki oleh mereka yang berprofesi
Humas. Selain mampu me njadi kolumnis atau penulis artikel di media massa,
keterampilan ini juga dapat digunakan dalam mengisi rubrik-rubrik di House Journal, In house magazine atau company newspaper.[6]
D. Penulisan
Tahunan
Annual report
(laporan tahunan) adalah sangat penting, sangat luas cakupan bacaannya dan
sebagai publikasi yang sangat mahal yang dibuat oleh bagian Humas/Public
Relations. Penekanan kepentingan tidak bisa terlalu tajam karena laporan
tahunan ini juga dibuat untuk berbagai fungsi dan diperuntukkan bagi banyak
publik yang berbeda. Untuk para karyawan, para pemegang saham dan potential shreholders (pemegang saham
potensial/saham publik), laporan tahunan ini memberikan gambaran secara luas
bagaimana perkembangannya dan mengapa perusahaan itu ada.
Robert
S. Colemenyebutkan
terdapat berbagai faktor dalam pembuatan laporan tahunan yang meliputi
anggaran, alokasi sumber daya manusia, dan kendala yang akan dihadapi,
mengingat:
Pertama:
publikasi laporan tahunan menceritakan kepada banyak publik akan gambaran
keseluruhan tentang perusahaan yang telah lalu, yang sekarang dan yang akan datang.
Kedua, sangat
sulit laporan tahunan untuk memenuhi kebutuhan banyak publik yang berlainan
akan informasi perusahaan. Karakteristik sejumlah pembaca adalah ahli hukum,
akunting, orang yang bergerak di sekitar industri. Banyak lagi perbedaan publik
dari yang sedikit sampai yang ekstrim.
Ketiga, pengelola
perusahaan menyadari bahwa memproduksi laporan sangat tidak mendatangkan
profit. Kebanyakan laporan tahunan ini diterbitkan pada bulan Maret atau April.
Kompetisi merebut perhatian dengan suatu publikasi yang harus sesuai dengan
peraturan yang dikeluarkan pemerintah (yang mana hasilnya berisi sejumlah
keseragaman) yang menimbulkan tantangan untuk berkreativitas, kadang-kadang
menemui kegagalan-kegagalan justru memunculkan sangat kreatifnya orang-orang.
Keempat,
tekanan batasan waktu selesainya laporan bisa menjadi sangat ketat, beberapa
pekerjaan sudah dimulai satu tahun sebelumnya. Misalnya pengumpulan khoreografi
gambaran keuangan pada akhir tahun, data tugas dari pemerintah fakta yang
berkaitan lainnnya dan gambaran yang dimiliki sendiri bertujuan untuk
membaginhya dengan kemampuan secara organisasional menyangkut keperluan publik,
kepemimpinan dan kendala.
Kelima,
menjaga berbagai kepentingan dalam pembuatan laporan tahunan.[7]
Secaraumuum, proses danteknispembuatan Annual Report
Publications tersebutterkaiteratdenganberbagaikegiatan, yaitusebagaiberikut:
1.
Dalam pekerjaan strategi publikasi PR, salah satu
media yang banyak dipergunakan oleh suatu perusahaan besar dan benefit adalah
laporan keuangan tahunan yang biasanya terbit dari setiap tahun. Dalam laporan
yang cukup mahal biaya publikasinya itu, dilaporkan perkembangan posisi neraca keuangan,
dan posisi rugi/laba yang diperoleh selama investasi tahun berjalan, serta prospek
bisnis serta keuntungan investasi yang diharapkan di masa-masa mendatang. Semua
itu disusun dengan sistematis untuk dapat dipertanggungjawabkan, hasil laporannya
dibuat dalam bentuk format majalah khusus “laporan Keuangan Tahunan Perusahaan”
atau dikenal dengan Annual Report atau Book of Year Financial Public
Relations.
2.
Yang menjadi target audience (khalayaksasaran)
dari publikasi Annual Report tersebut ditujukan kepada Antara lain:
a.
Share Holder (Pemegangsaham)
b.
Investor atau tekanan bisnis
c.
Kreditur : perusahaan perbankan, asuransi dan lembaga keuangan
d.
Calon atau nasabah atau pelanggan
e.
Pengamat ekonomi, marketing, para eksekutif serta pejabat
f.
Kompetitor atau pesaing
g.
Jajaran direksi, manajemen dan komisaris.
3.
Kualitaskertas, cetakan, desain, lay out, materi/isilaporantahunandan
performance harusdibentuksecara “wah”ataumewahdan professional,
sehinggadiharapkanakandapatmenimbulkancitra yang
positifbagiperusahaanbersangkutanmelaluipublikasiAnnual Report.
4.
Melalui proses pembuatanmulaidari :
a.
Planning the report & data
b.
Assigning work & gathering material
c.
Producing copy, photogharps, charts & others art
work design
d.
Clearing the material & making necessary
adjustment
e.
Production process, printed & distribution
5.
Kemudianadadaftarpertanyaan, what and why to make
an annual report publication ?yakni :
a.
Apa yang telahdiraiholehperusahaanpadatahunyang lain?
b.
Apakahsudahcukuppuasmengenaihasil yang telahdicapai?
c.
Bagaimanaharapankeuntungan,
labadaribisnisatauinvestasi di masa-masa mendatang?
d.
Bagaimana perkembangan/kemajuan tentang produk baru,
marketing, penjualan, kinerja tim personel sebagai pendukung, struktur manajemen
perusahaan?
e.
Apa tantangan (challenge), bagaimana ancamannya
(thearts) danpeluang atau kesempatan yang diraih (oppurtunities), dimana letak kelemahan
(weakness) dan kekuatannya (strenghs)- S.W.O.T
f.
Bagaimana dampak dari luar yang berkaitan dengan kebijaksanaan,
peraturan pemerintah tehadap produk, marketing, keuntungan dan kerugian yang
bakal menimpa perusahaan di masa mendatang?.
6.
Contoh : Annual report, dari PT. Citra
MargaNusaphalaPersada (sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa penyedian
jalan tol). Berisikan informasi dan laporan keuangan perusahaan sebagai berikut
:
Daftarisi :
a.
Sambutan dari Dewan Komisaris
b.
Laporan direksi
c.
Selayang pandang perusahaan
d.
Ikhtiarlaporankeuangan
e.
Pencapaian di tahun 1994
f.
Dewankomisarisdandireksi
g.
Tim manajemen
h.
Laporan auditor independen.[8]
E. Prospektus
(selebaran)
Prospektus (selebaran) dirancang dan
dibuat oleh Public Relations. Adapun bentuk-bentuk selebaran itu sendiri sebagi
berikut:
1. Leaflet: asal kata dari leaf
(daun), yaitu selebaran satu lembar tidak terlipat.
2. Folder:selebaran yang terdiri
dari sejumlah halaman dilipat, dapat dimasukkan ke dalam amplop atau mudah
dibawa dalam saku.
3. Brochures dan Booklest:
selebaran berbentuk buku kecil, dijepit atau dijahit.
4. Broadsheet: jenis lain folder
todak dilipat, ukurannya mirip halaman surat kabar.
5. Catalogues: brosur yang
menggambarkan dan mengilustrasikan produk yang ditawarkan dan tertera harga
produk tersebut.
6. Time Tables :seperti brosur pada umumnya, ukurannya seperti airline
time tables (daftar jadwal penerbangan) atau lebih di kecil dari folder
seperti jasa pelayanan jasa bis dan kereta api.
7. Picture Poscard: kartupos bergambar ini merupakan salah satu publisitas
yang banyak diminati pelanggan, seperti di hotel, pesawat dan kapal laut.
8. Hotel Stationery
:blangko surat dan
amplop yang ditempatkan di ruang hotel. Tidak hanya digunakan sebagai bentuk pelayanan
tetapi juga digunakan sebagai sarana iklan.
9. Stuffer :sejumlah leatflet yang dimasukkan dalam bentuk kemasan.
Biasanya berisi instruksi atau bagaimana menggunakan suatu produk dan bias juga
digunakan sebagai iklan produk jenis lainnya.
10. Diaries: agenda diterbitkan setahun sekali.
11. Telephone number
reminder:catatan nomer telepon
berupa kartu kartu gantung atau buku pencatat pesan seukuran saku.
12. Swing tags: kartu berisi kan macam-macam produk dan memberikan petunjuk
bagaimana cara menggunakan produk itu dan cara memeliharanya.
13. Guarante cards: kartu Guarante pembelian suatu produk.
14. Price list and
order form: daftar harga
dan formulir pemesanan produk, tetapi dirancang agar memudahkan memperoleh informasi
akurat tentang produk dan lengkap seperti jumlah barang dan pembayarannya.[9]
IV.
KESIMPULAN
Kegiatan penulisan public relations adalah sebagai berikut
:
a.
Penulisan Press Release
b.
Penulisan Feature
c.
Penulisan Artikel
d.
Penulisan Laporan tahunan (Annual Report)
e.
Prospectus
V.
PENUTUP
Demikiannlah
makalah ini kami sampaikan. Kami sadar bahwa makalah ini belum sempurna baik
dari segi penulisan maupun materi yang disampaikan. Oleh karena itu kami sangat
berharap akan saran dan kritik dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca. Amin
[1]Rhenald Kasali, Manajemen
Public Relations, Jakarta : Pustaka Utama Grafiti, 2005, hlm 170-171
[2]Soleh SoemiratdanEvinaroArdianto, Dasar-dasar Public Relations,
Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2007, hlm.
65-69
[4]Yosal Iriantara, Manajemen Strategis Public Relations, Bandung:
Penerbit Ghalia Indonesia, 2004, hlm57
[6]Kustadi Suhandang, Public Relations Perusahaan, Bandung:
Penerbit Nuansa, 2004, hlm. 153
[8]RosadyRuslan, Manajemen Public Relations &
Media Komunikasi : konsepdanaplikasi, Jakarta : PT. RajaGrafindoPersada,
2008, hlm,222-225
Maksih kk
BalasHapus