PENGERTIAN
MENGAJAR DAN PERAN SUPERVISOR DALAM MERUMUSKAN TUJUAN MENGAJAR
I.
LATAR
BELAKANG
Supervisi
memiliki peran yang cukup penting dalam menciptakan pendidikan yang
berkualitas. Supervisi merupakan salah satu fungsi dari administrasi pendidikan
dan memiliki peran yang sangat urgen, melihat keterkaitannya secara langsung
dengan sumber daya manusia di lembaga pendidikan yaitu guru. Supervisi
dilakukan dalam rangka mengontrol kualitas (quality control). Artinya,
pelaksanaan supervisi di lembaga pendidikan untuk memastikan proses belajar
mengajar yang terjadi di lembaga tersebut berjalan sesuai dengan perencanaan.
Sejatinya bukan hanya sebatas itu, namun lebih jauh lagi supervisi dilakukan
untuk menciptakan kualitas yang lebih tinggi melalui bimbingan kepada para guru
supaya menjadi lebih berkualitas sehingga bisa mengajar dengan lebih profesional
dan akhirnya hasil belajar peserta didik pun menjadi lebih berkualitas. Karena
tujuan pendidikan yang paling menentukan dan menjadi ukuran ada pada tujuan
pembelajaran.
Berbagai
ketimpangan dan kesenjangan yang ada terkait supervisi pendidikan. Ada kesenjangan
antara teori dan praktek, ada juga permasalahan lain mengenai implementasinya
di lapangan, belum lagi respon masyarakat dan guru mengenai supervisor yang
kurang baik. Sebenarnya sudah seberapa jauhkah peran supervisor dalam membantu
menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien dengan tercapainya tujuan
pendidikan?, ini menjadi tanggung jawab para ahli manajemen pendidikan untuk
mencari solusi yang tepat atas semua permasalahan yang ada.
Pada masa
awal, supervisi lebih dinilai sebagai sebuah inspeksi, namun seiring
berjalannya waktu supervisi telah mulai menampakkan wujud aslinya yaitu sebagai
proses untuk menjadikan pendidikan berkualitas melalui berbagai peran, fungsi,
dan tanggung jawab dari seorang supervisor yang telah diangkat dan diamanati
untuk menjabat pada jabatan tersebut.
Terdapat Lembaga
Pendidikan Islam dalam keadaan yang biasa saja, artinya tidak ada kualitas yang
tinggi yang dapat menjadikan lembaga tersebut unggul dari salah satu sisinya.
Ini merupakan permasalahan di lembaga pendidikan Islam yang perlu kita carikan
solusi tepat. Memang tidak mudah untuk menciptakan lembaga yang berkualitas,
tetapi setidaknya ada usaha untuk mencapai tujuan tersebut, salah satunya
melalui supervisi pendidikan. Supervisi di lembaga pendidikan Islam tampaknya
belum optimal. Terbukti dari kesetaraan di lembaga pendidikan Islam yang biasa
saja, khususnya di lembaga-lembaga swasta. Masih sedikit sekali lembaga yang
bisa menerima keberadaan supervisor sebagai konsultan atas permasalahan yang
ada. Ada juga potret supervisi pendidikan Islam dalam pesantren yang telah
memasukkan kurikulum pendidikan formal di lembaganya yang menunjukkan
supervisor tidak melaksanakan peran semestinya dengan berbagai alasan, salah
satunya adalah karena senioritas dan rasa sungkan untuk memberikan supervisi
kepada para guru yang mungkin dahulu menjadi guru dan sekaligus kiyai-nya
ketika di lembaga tersebut.
Menjadi
tugas dan kewajiban kita untuk mencarikan pemecahan masalah atas
masalah-masalah yang terjadi di lembaga pendidikan. Dengan pemahaman,
kesadaran, kemauan, dan komitmen yang tinggi akan dapat tercipta lembaga-lembaga
pendidikan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi akan tercipta melalui
peran supervisor, kepala sekolah, dan porsonel sekolah lainnya yang bertugas
secara langsung dalam menjalankan proses pendidikan di sekolah.
II.
Rumusan
Masalah
A.
Bagaimana definisi pengertian mengajar ?
B.
Bagaimana peran supervisi dalam merumuskan tujuan menajar ?
C.
Bagaimana mengajar yang efektif ?
III. Tujuan
A.
Mahasiswa mengetahui tentang pengertian mengajar
B.
Mahasiswa mengetahui tentang peran supervisor dalam merumuskan tujuan
mengajar
C.
Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana mengajar yang efektif
IV. PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Mengajar
Mengajar pada dasarnya
merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang
mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Jika belajar
dikatakan milik siswa, maka mengajar sebagai kegiatan guru. Mengajar adalah
menyampaikan pengetahuan pada anak didik. Menurut pengertian ini berarti tujuan
belajar dari siswa itu hanya sekedar ingin mendapatkan atau menguasai
pengetahuan. Sebagai konsekuensi pengertian semacam ini dapat membuat suatu
kecenderungan anak menjadi pasif, karena hanya menerima informasi atau
pengetahuan yang diberikan oleh gurunya. Sehingga pengajarannya bersifat teacher
centered, jadi gurulah yang memegang posisi kunci dalam proses belajar mengajar
di kelas. Guru menyampaikan pengetahuan agar anak didik mengetahui tentang
pengetahuan yang disampaikan oleh guru.
Mengajar pada
prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung
pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam
hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses
belajar mengajar. Pengertian ini mengandung makna bahwa guru dituntut untuk
dapat berperan sebagai organisator kegiatan belajar mengajar siswa dan juga
hendaknya mampu memanfaatkan lingkungan, baik yang ada di kelas maupun yang ada
di luar kelas, yang menunjang kegiatan belajar-mengajar.
Senada dengan pendapat
Sardiman AM, menyebutkan bahwa : Mengajar diartikan
sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya
dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Atau dikatakan,
mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya
kegiatan belajar bagi para siswa. Kondisi itu diciptakan sedemikian rupa
sehingga membantu perkembangan anak secara optimal baik jasmani maupun rohani,
baik fisik maupun mental.[1]
Sedangkan menurut Oemar Hamalik
mengemukakan, bahwa: Mengajar dapat diartikan sebagai :
1.
Menyampaikan
pengetahuan kepada siswa didik atau murid di sekolah
2.
mewariskan kebudayaan
kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah,
3.
usaha mengorganisasi
lingkungan sehinggamenciptakan kondisi belajar bagi siswa
4.
memberikan bimbingan belajar kepada murid
5.
kegiatan mempersiapkan
siswa untuk menjadi warga negara yang baik sesuai dengan tuntutan
masyarakat
6.
suatu proses membantu
siswa menghadapi kehidupan sehari-hari.[2]
Pendapat lain juga menjelaskan yaitu
menurut Dadang Suhardan (2006:53), bahwa :
Mengajar pada dasarnya merupakan
kegiatan akademik yang berupa interaksi komunikasi antara pendidik dan peserta
didik. Selain itu mengajar menurut Burton yang dikutip oleh Syaiful Sagala,
yaitu :Mengajar Merupakan upaya memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan
dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar[3].
Dari pengertian diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa mengajar adalah aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam
menyampaikan pengetahuan kepada siswa, sehingga terjadi proses belajar.
Aktivitas kompleks yang dimaksud antara lain adalah mengatur kegiatan belajar
siswa, memanfaatkan lingkungan (baik yang ada di kelas maupun di luar kelas),
dan memberikan stimulus, bimbingan pengarahan serta dorongan kepada siswa.
Lebih rinci, menurut Nasution, mengajar terdiri atas sejumlah kegiatan
tertentu, yaitu :
1.
Membangkitkan dan
memelihara perhatian.
2.
Menjelaskan kepada
murid hasil apa yang diharapkan.
3.
Merangsang murid untuk
mengingat kembali konsep, aturan, dan keterampilan yang merupakan prasyarat
agar memahami pelajaran yang akan diberikan.
4.
Menyajikan simulasi
yang berkenaan dengan bahan pelajaran.
5.
Memberikan bimbingan
kepada murid dalam proses belajar mengajar.[4]
B.
Peran
Supervisor Dalam
Merumuskan Tujuan Mengajar
Dalam rangka menciptakan pendidikan
berkualitas, supervisor tentu memiliki bagian tertentu yang menjadi peran dalam
kepengawasan yang tercermin ke dalam sepuluh poin sebagai berikut. (Peter F.
Olivia (1984: 16-17) yang dikutip Haris.
1. Developing curriculum
Peran pengawas
yang pertama adalah mengembangkan kurikulum, yakni bisa saja merancang atau
memperbaiki yang dipikirkan oleh siapa, kapan, di mana, dan dalam bentuk apa.
Contohnya adalah mengembangkan petunjuk kurikulum, standar penetapan, satuan
perencanaan materi, dan juga membuat
mata pelajaran baru.
2.
Organizing for instruction
Yakni pengaturan pembelajaran dengan
membuat perencanaan untuk siswa, staf, kelas, dan materi yang selaras baik
hubungannya dengan waktu maupun target dari masing-masing mata pelajaran.
Misalnya, mengelompokkan siswa, membuat jadwal untuk masing-masing kelas
membagi ruang, penjadwalan, penyusunan tim guru, dan perencanaan kegiatan.
3.
Providing staff
Supervisor bertugas memastikan dan
menjamin ketersediaan staf pengajaran dalam jumlah dan kemampuan yang memadai
untuk menjalankan tugas pengajaran. Hal ini bisa saja dalam bentuk perekrutan, penyeleksian, pemilihan,
penugasan, sampai pemindahan staf pengajaran.
4. Providing facilities
Tugas ini
berhubungan dengan perencanaan atau perencanaan ulang serta penambahan
fasilitas pembelajaran. Contohnya, penambahan kelas dan alat-alat yang
digunakan untuk praktek pembelajaran.
5. Providing materials
Tugas ini
adalah menentukan dan memperoleh materi yang tepat untuk digunakan dalam
implementasi rancangan kurikulum. Di wilayah inilah pengawas juga dapat
melakukan peninjauan, pengevaluasian, perancangan, dan menemukan cara lain
untuk menyediakan materi yang dibutuhkan.
6. Arranging for in-service education
Menyusun
pelayanan pendidikan merupakan tugas supervisor untuk membuat perencanaan
pengalaman belajar dan sekaligus mengimplementasiknnya, sehingga nantinya dapat
meningkatkan performa staf pengajaran. Tugas ini bisa berbentuk penyelenggaraan
workshop, konsultasi, studi banding, pelatihan, seminar, dll.
7. Orienting staff member
Artinya,
supervisor bertugas untuk mengarahkan para staf berupa menyediakan informasi
dasar yang dibutuhkan para staf pengajar dalam menjalankan tugasnya. Misalnya,
memperkenalkan staf baru dengan staf lama, komunitas, dan fasilitas yang ada,
serta mengarahkan staf untuk pengembangan sekolah.
8. Relating special pupil service
Menentukan
pelayanan bagi siswa untuk menjamin hasil yang maksimum pada proses
pembelajaran. Tugas ini meliputi mengembangkan kebijakan, menentukan prioritas,
dll.
9. Developing public relations
Menyediakan
aliran informasi yang terbuka tentang aktivitas pengajaran baik dari maupun ke
publik dengan tujuan untuk mendapatkan proses pembelajaran yang lebih baik.
10. Evaluating instruction
Merencanakan,
mengatur, dan menerapkan prosedur pengumpulan data, analisis, dan interpretasi
serta mengambil keputusan untuk meningkatkan pembelajaran.
Dari beberapa poin di atas kita bisa tahu bahwa tugas seorang supervisor
sangat kompleks, sehingga seorang supervisor memang harus benar-benar memahami
apa yang menjadi tugasnya kemudian dimungkinkan dapat melakukan tugas-tugas
tersebut sebagaimana mestinya. Jika tugas-tugas ini berjalan dengan lancar
sebagaimana mestinya tentu tidak heran dengan keberadaan supervisor akan dapat
menciptakan guru yang berkualitas sehingga proses pembelajaran pun menjadi
berkualitas demikian pula hasilnya dan pada akhirnya menciptakan pendidikan
yang berkualitas.[5]
C.
Mengajar Yang Efektif
Mengajar yang efektif adalah
mengajar yang dapat membawa belajar siswa yang efektif pula. Maka,
untuk mengajar yang efektif diperlukan syarat-syarat sebagai berikut:
1.
Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik. Didalam belajar, siswa
harus mengalami aktivitas mental, dan juga aktivitas jasmani.
2.
Guru harus menggunakan banyak metode
pada waktu mengajar. Dengan variasimetode, mengakibatkan penyajian bahan
pelajaran lebih menarik perhatian siswa,mudah diterima siswa, dan suasana kelas
menjadi hidup.
3.
Motivasi. Hal ini sangat berperan pada kemajuan, perkembangan anak selanjutnyamelalui
Proses Belajar Mengajar. Bila motivasi guru tepat mengenai sasaran
akanmeningkatkan kegiatan anak dalam belajar.
4.
Kurikulum yang baik dan seimbang.
Kurikulum sekolah ini juga harus mampumengembangkan segala segi kepribadian
anak, disamping kebutuhan anak sebagaianggota masyarakat.
5.
Guru perlu mempertimbangkan pada
perbedaan individual. Guru tidak cukup hanyamerencanakan pengajaran klasikal,
karena masing-masing anak mempunyai perbedaandalam beberapa segi, misalnya
intellegensi, bakat, tingkah laku, sikap, dll.
6.
Guru akan mengajar dengan efektif,
bila selalu membuat perencanaan dahulu sebelummengajar. Dengan persiapan mengajar, guru akan merasa mantap dan lebih percayadiri
berdiri didepan kelas untuk melakukan interaksi dengan siswa-siswinya.
7.
Pengaruh guru yang sugestif perlu
diberikan pula kepada anak. Sugesti yang kuat,akan merangsang anak untuk lebih
giat lagi dalam belajar.
8.
Seorang guru harus memiliki
keberanian menghadapi murid-muridnya, berkenaandengan permasalahan yang timbul
pada saat Proses Belajar Mengajar berlangsung.
9.
Guru harus mampu menciptakan suasana yang demokratis disekolah.
Lingkunganyang saling menghormati, dapat memahami kebutuhan anak,
bertenggang-rasa, dll.[6]
V. KESIMPULAN
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa :
A.
Dari pengertian diatas
dapat ditarik kesimpulan bahwa mengajar adalah aktivitas kompleks yang
dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa, sehingga terjadi
proses belajar. Aktivitas kompleks yang dimaksud antara lain adalah mengatur
kegiatan belajar siswa, memanfaatkan lingkungan (baik yang ada di kelas maupun
di luar kelas), dan memberikan stimulus, bimbingan pengarahan serta dorongan
kepada siswa.
B.
Dari beberapa poin di atas kita bisa
tahu bahwa tugas seorang supervisor sangat kompleks, sehingga seorang
supervisor memang harus benar-benar memahami apa yang menjadi tugasnya kemudian
dimungkinkan dapat melakukan tugas-tugas tersebut sebagaimana mestinya. Jika
tugas-tugas ini berjalan dengan lancar sebagaimana mestinya tentu tidak heran
dengan keberadaan supervisor akan dapat menciptakan guru yang berkualitas
sehingga proses pembelajaran pun menjadi berkualitas demikian pula hasilnya dan
pada akhirnya menciptakan pendidikan yang berkualitas
C.
Mengajar yang efektif adalah
mengajar yang dapat membawa belajar siswa yang efektif pula. Maka, untuk
mengajar yang efektif dapat
dilakukan sesuai dengan syarat-syarat yang telah disebutkan diatas.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Saiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Hamalik, O. (2001).
Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara
Hanania,Syalwa.dalam
http://pendidikanguruskolahdasar.blogspot.com/2013/02/peranan-supervisor-dalam.html, diakses pada Ahad 23.3.2015 pukul 20.45
Sagala, S. (2003).
Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar
dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Sardiman, A.M. (2004).
Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Suhardan, D. (2006).
Supervisi Bantuan Profesional (Layanan dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di
Era Otonomi Daerah). Bandung. Alfabeta CV.
Nasution, S. (2010).
Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar & Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
[1] A.M. Sardiman, Interaksi
& Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004) hlm 48
[3] Syaiful
Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran:
Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar., (Bandung:
Alfabeta 2003,
)hlm. 63
[4] Nasution, Berbagai Pendekatan
Dalam Proses Belajar & Mengaja, (Bandung:
Bumi Aksara. 2010), hlm. 80
[5] Syalwa Hanania, dalam http://pendidikanguruskolahdasar.blogspot.com/2013/02/peranan-supervisor-dalam.html, diakses pada Ahad 23.3.2015 pukul
20.45
[6]
Saiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta :
Rineka Cipta, 2006), hlm 73
Tidak ada komentar:
Posting Komentar