PENELITIAN DISKRIPTIF BIDANG PENDIDIKAN
I.
PENDAHULUAN
Kegiatan penelitian
dilakukan sebagai upaya memahami dan memecahkan masalah Dalam berbagai bidang
pendidikan. selalu ada masalah baik yang bersifat sederhana maupun kompleks.
Penelitian pendidikan memfokuskan pada masalah-masalah yang timbul dalam sistem
pendidikan, dengan upaya memahami permasalahan yang dihadapi dalam bidang
pendidikan, dengan mencari bukti dan dilakukan dengan menempuh langkah-langkah
tertentu yang bersifat ilmiah, sistematis, dan logis, sehingga ditemukan
jawaban atau pemecahan terhadap masalah tersebut.
Penggolongan jenis penelitian pendidikan
berbeda-beda menurut segi mana penelitian ditinjau. Dari segi sifat
permasalahannya, penelitian pendidikan dapat digolongkan menjadi delapan, yaitu
penelitian historis, deskriptif, perkembangan, kasus dan penelitian lapangan,
korelasional, kausal-komparatif, ekperimental, dan penelitian tindakan (Margono
S, 2010: 7). Bila kita membuka pustaka tentang berbagai laporan penelitian,
baik yang berbentuk skripsi, tesis, dan disertasi, laporan profesional maupun
artikel ilmiah hasil penelitian dalam berbagai jurnal atau media lain, akan
dijumpai bagian terbesar dari penelitian yang dilakukan adalah penelitian
deskriptif. Hal ini disebabkan, sangat banyak masalah yang cocok untuk diteliti
melalui penelitian deskriptif, dan pelaksanaannya pun diasumsikan lebih mudah
dari penelitian lain, sehingga penelitian ini cukup populer. Dalam makalah ini
akan dibahas lebih lengkap mengenai penelitian deskriptif dalam bidang
pendidikan.[1]
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Apakah pengertian dan
tujuan dari penelitian deskriptif?
B.
Apa saja jenis-jenis
penelitian deskriptif?
C.
Bagaimanakah
langkah-langkah penelitian deskriptif?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian penelitian deskriptif dan tujuan penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif
dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala saat penelitian
dilakukan. Penelitian ini diarahkan untuk menetapkan sifat suatu situasi pada
waktu penyelidikan itu dilakukan. Dalam penelitian deskriptif, tidak ada
perlakuan yang diberikan atau dikendalikan seperti yang dapat ditemui dalam
penelitian eksperimen. Tujuan penelitian ini adalah untuk melukiskan variabel
atau kondisi “apa yang ada” dalam suatu situasi.
Penelitian deskriptif
biasanya tidak diarahkan untuk menguji hipotesis. Misalnya, seorang
administratur sekolaqh ingin mengetahui berapa siswa baru yang mungkin dapat
diterima di sekolah tahun depan sehingga dapat dibuat rencana pemanfaatan
fasilitas dan staf sekolah seefektif mngkin dalam menampung seluruh populasi
sekolah. Penerimaan siswa baru itu tidak perlu diteliti sebagai variabel yang
dikaitkan dengan variabel lainnya. Dengan kata lain, administratur tersebut
tidak menguji hipotesis, melainkan mencari informasi yang dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan.
Pada umumnya tujuan utama
Penelitian diskriptif untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan
karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat. Dalam
perkembangannya, akhir-akhir ini metode penelitian deskriptif banyak digunakan
oleh peneliti karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa
sebagian besar laporan penelitian dilakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua,
metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang
berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia.[2]
Di samping kedua alasan
tersebut di atas, penelitian deskriptif pada umumnya menarik bagi para peneliti
muda, karena bentuknya sangat sederhana dengan mudah dipahami tanpa perlu
memerlukan teknik statiska yang kompleks. Walaupun sebenarnya tidak demikian
kenyataannya. Karena penelitian ini sebenarnya juga dapat ditampilkan dalam
bentuk yang lebih kompleks, misalnya dalam penelitian penggambaran secara
faktual perkembangan sekolah, kelompok anak, maupun perkembangan individual.
Penenelitian deskriptif juga dapat dikembangkan ke arah penenelitian
naturalistic yang menggunakan kasus yang spesifik malalui deskriptif mendalam
atau dengan penelitian seting alami fenomenologis dan dilaporkan secara thick
description (deskripsi mendalam) atau dalam penelitian ex-postfacto dengan
hubungan antarvariabel yang lebih kompleks.
Peneltian deskriptif yang
baik sebenarnya memiliki proses dan sadar yang sama seperti penelitian
kuantitatif lainnya. Disamping itu ini juga memerlukan tindakan yang teliti
pada setiap komponennya agar dapat menggambarkan subjek atau objek yang
diteliti mendekati kebenaranya. Sebagai contoh, tujuan harus diuraikan secara
jelas, permasalahan yang diteliti signifikan, variabel penelitian dapat diukur,
teknik sampling harus ditentukan secara hati-hati, dan hubungan atau komparasi
yang tepat perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran objek atau subjek yang
diteliti secara lengkap dan benar.
Dengan penelitian
deskriptif, memungkinkan peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian yang berkaitan
dengan hubungan variabel atau asosiasi, dan juga mencari hubungan komparasi
antar variabel.
Keunikan yang ada pada
metode penelitian deskriptif antara lain seperti berikut :
1. Penelitian deskriptif menggunakan kuesioner dan wawancara, seringkali memperoleh
responden yag sangat sedikit, akibatnya bias dalam membuat kesimpulan.
2. Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, terkadang dalam
pengumpulan data tidak memperoleh data yang memadai. Untuk itu diperlukan para
observer yang terlatih dalam observasi, dan jika perlu membuat chek list lebih
dahulu tentang objek yang perlu dilihat, sehingga peneliti memperoleh data yang
diinginkan secara objektif dan reliable.
3. Penelitian deskriptif juga membutuhkan permasalahan yang harus
diindentifikasi dan dirumuskan dengan jelas, agar peneliti tidak mengalami
kesulitan dalam menjaring dat Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan
dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan
karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat. [3]
Dalam perkembangan
akhir-akhir ini, metode penelitian deskriptif juga banyak di lakukan oleh para
peneliti karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa
sebagian besar laporan penelitian di lakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua,
metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang
berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia.
Penelitian deskriptif pada umumnya menarik para peneliti muda, karena bentuknya sangat sedarhana dengan mudah di pahami tanpa perlu memerlukan teknik statistika yang kompleks. Walaupun sebenarnya tidak demikian kenyataannya. Karena penelitian ini sebenarnya juga dapat ditampilkan dalam bentuk yang lebih kompleks, misalnya dalam penelitian penggambaran secara faktual perkembangan sekolah, kelompok anak, maupun perkembangan individual. Penelitian deskriptif juga dapat dikembangkan ke arah penelitian naturalistic yang menggunakan kasus yang spesifik malalui deskriptif mendalam atau dengan penelitian setting alami fenomenologis dan dilaporkan secara thick description (deskripsi mendalam) atau dalam penelitian ex-postfacto dengan hubungan antarvariabel yang lebih kompleks.
a ketika di lapangan.[4]
Penelitian deskriptif pada umumnya menarik para peneliti muda, karena bentuknya sangat sedarhana dengan mudah di pahami tanpa perlu memerlukan teknik statistika yang kompleks. Walaupun sebenarnya tidak demikian kenyataannya. Karena penelitian ini sebenarnya juga dapat ditampilkan dalam bentuk yang lebih kompleks, misalnya dalam penelitian penggambaran secara faktual perkembangan sekolah, kelompok anak, maupun perkembangan individual. Penelitian deskriptif juga dapat dikembangkan ke arah penelitian naturalistic yang menggunakan kasus yang spesifik malalui deskriptif mendalam atau dengan penelitian setting alami fenomenologis dan dilaporkan secara thick description (deskripsi mendalam) atau dalam penelitian ex-postfacto dengan hubungan antarvariabel yang lebih kompleks.
a ketika di lapangan.[4]
B.
Apa saja jenis-jenis penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif
adalah jenis penelitian yang berhubungan dengan upaya menjawab masalah-masalah
yang ada sekarang dan memaparkanya berdasarkan data yang ditemukan. Oleh karena
berkaitan dengan masalah yang sedang berlangsung, maka semua jenis penelitian
itu pada dasarnya bersifat deskriptif, kecuali penelitian eksperimen (experiment
research) dan penelitian sejarah (historical research). Kedua jenis
penelitian ini memiliki kekhasan tersendiri baik dalam menentukan rumusan
masalah yang diselidiki, maupun dalam menentukan desain penelitiannya serta
menentukan instrumen, dan menganalisis data.
Penelitian deskriptif
banyak macamnya dari mulai yang sederhana sampai yang kompleks. Berikut ini
diuraikan di antaranya:
1. Metode survei
Metode penelitian survei, merupakan metode
penelitian yang cukup tua khususnya dalam ilmu-ilmu sosial. Lazzarsfield dan
Sieber (Wolter R. Borg dan Meredith Damein Gall, 1979) menjelaskan hasil
analisis mereka terhadap sekitar 40 jurnal pendidikan yang terbit tahun 1964,
ternyata satu pertiganya menggunakan metode survei. Hal ini membuktikan bahwa
metode penelitian deskriptif dalam bentuk survei, bukan saja sudah cukup lama
dikenal akan tetapi sudah banyak dipraktekan oleh para peneliti bidang
kependidikan.[5]
Dalam penelitian pendidikan metode survei
adalah metode penelitian diskriptif untuk memperoleh dan memaparkan data dari
gejala-gejala yang ada serta menemukan keterangan-keterangan faktual tentang
berbagai permasalahan yang berhubungan dengan pendidikan. Kegiatan survei bisa
dilakukan terhadap semua sekolah dalam satu wilayah tertentu atau mungkin lebih
dari itu. Banyak permasalah pendidikan yang dapat diteliti dengan metode
survei. Misalnya topik tentang kondisi berguna sekolah dan sistem
pemeliharaannya, sistem administrasi sekolah, staf pengajar, kurikulum sekolah,
metode dan sistem pembelajaran dan lain sebagainya. Dari topik-topik tersebut
dapat kita rumuskan masalah yang sekiranya menarik dan sesuai dengan minat
kita.
2.
Studi
kasus (Case Study)
Dalam bidang pendidikan studi kasus dapat
diartikan sebagai metode penelitian deskriptif untuk menjawab permasalahan
pendidikan yang mendalam dan komprehensif dengan melibatkan subjek penelitian
yang terbatas sesuai dengan jenis kasus yang diselidiki. Subjek penelitian
dalam studi kasus bisa individu, kelompok, lembaga, atau golongan masyarakat
tertentu. Segala aspek yang berkaitan dengan kasus dianalisis secara mendalam,
sehingga diperoleh generalisasi yang utuh.
Studi kasus berbeda dengan metode survei.
Kalau survei melibatkan populasi sebagai sumber data yang banyak, bahkan tidak
terhingga namun mengkaji pernasalahan yang sempit dan terbatas, maka sebaliknya
dengan dengan studi kasus yakni penelitian yang melibatkan populasi sebagai
sumber data yang terbatasn namun masalah yang diselidiki sangat mendalam.
3.
Penelitian
korelasi (Correlational Research)
Penelitian korelasi adalah penelitian
deskriptif yang dilakukan untuk mencari hubungan antara dua faktor pada
sekelompok sebjek penelitian.
Penelitian korelasi juga berbeda dengan
penelitian perbandingan (Comparative study). Dalam penelitian yang
membandingkan satu hal, sedangkan dalam penelitian korelasi penelitian hendak
mencari hubungan dua hal dalam satu kelompok subjek penelitian. Misalnya kita
hendak menyelidiki “hubungan atau korelasi antara motivasi dan prestasi belajar
siswa SMP Negeri Cijenge”. Dalam proses penelitian kita meneliti satu kelompok
siswa yaitu siswa SMP Negeri Cijenge, dengan meneliti hubungan dua variabel
yaitu motivasi dan prestasi belaajar.
4.
Studi
perbandingan (Comparative study)
Dalam bidang pendidikan studi perbandingan
dapat diartikan sebagai penelitian deskriptif untuk mencari jawaban secara
mendasar tentang hubungan sebab akibat, dengan menganalisis faktor-faktor
penyebab terjadinya atau munculnya suatu fenomena tertentu. Salah satu kesulitas
studi perbandingan adalah kesukaran dalam memastikan apakah gejala-gejala yang
muncul itu memang benar disebabkan oleh faktor-faktor yang diteliti atau bukan.
5.
Penelitian
deskriptif berkesinambungan (Contiinuity descriptive research)
Metode penelitian berkesinambungan adalah
penelitian deskriptif yang dilakukan secara terus-menerus dalam periode
tertentu atas subjek penelitian tertentu pula, sebagai upaya untuk merumuskan
generalisasi suatu situasi dan keadaan atau fenomena tertentu dengan
menganalisis secara cermat tentang berbagai perubahan yang terjadi dalam
interval waktu tertentu. Berdasarkan konsep di atas, ada beberapa karakteristik
dari penelitian berkesinambungan. Pertama, dilihat dari subjek penelitiannya,
studi berkesinambungan ini, cenderung berupa studi kasus, sebab tidak
melibatkan populasi secara universal. Kedua, studi berkesinambungan ditandai
dengan mengamati segala perubahan terkait dengan objek penelitian terhadap
subjek dalam interval waktu tertentu. Ketiga, data yang terkumpul dapat dianalisis
bai secara kuantitatif atau kualitatif, tergantung dari rumusan masalah yang
diteliti.
Contoh penelitian pendidikan dengan
menggunakan metode berkesinambungan ini adalah penelitian yang pernah dilakukan
oleh Whitney dan Milholland (1930), tentang status akademik mahasiswa dari
mulai mahasiswa tingkat persiapan sampai dengan lulus menjadi sarjana muda.
Selama empat tahun lamanya mereka mempelajari status akademis mahasiswa
Colorado State College Of Education.[6]
C.
Bagaimanakah langkah-langkah penelitian deskriptif
Seperti penelitian pada
umunmnya, penelitian deskriptif dalam bidang pendidikan secara umum terdiri
atas langkah-langkah sebagai berik:
1. Mengidentifikasi masalah penelitian
Penelitian deskriptif diawali dengan melakukan indentifikasi masalah,
yakni memaparkan permasalah yang muncul sekitar tema masalah. Berdasarkan
identifikasi masalah itulah kita dapat merumuskan asumsi-asumsi penelitian,
sehingga hal ini akan berguna untuk menyakinkan bahwa masalah yang akan
diteliti itu merupakan masalah aktual yang penting untuk dijawab. Identifikasi
masalah bisa dilakukan dengan cara mengamati atau mengobservasi fenomena yang
terjadi, baik secara langsung maupun tidak langsung, yakni melaui analisis
bahan bacaan atau mengutif pendapat orang yang dianggap ahli.
2. Merumuskan dan membatasi masalah
Apabila masalah sudah teridentifikasi dan dipaparkan,
selanjutnya disusun beberapa rumusan masalah yang dianggap urgen dan dapat
direliti. Biasanya rumusan masalah tersebut disusun dengan menggunakan kalimat
tanya. Hal ini dimaksudkan agar rumusan tersebut lebih fokus sehingga sehingga
tercermin jenis data yang harus dikumpulkan, instrumen pengumpulan datanya
serta bagaimana cara mengumpulkannya. Dengan demikian bisa dijadikan pedoman
dalam melakukan penelitian. Masalah yang telah dirumuskan, selanjutnya dibatasi
sesuai dengan kemampuan dan minat peneliti. Pembatasan masalah diperlukan untuk
menghindari keluasan masalah penelitian itu sendiri, yang dapat menyulitkan
peneliti dalam melaksanakan proses penelitian.
3. Melakukan studi pustaka
Studi pustaka penting dilakukan agar peneliti memahami lebih
luas dan lebih dalam tentang tema penelitian. Pemahaman yang mendalam dapat
menumbuhkan kepercayaan diri pagi peneliti untuk untuk membangun kerangka
berpikir yang utuh sehingga peneliti dapat memetakan konsep-konsep dan teori
yang relevan dengan tema penelitian. Apabila penelitian deskriptif itu
berkaitan dengan rumusan hipotesis, maka melakukan studi pustaka dapat membantu
untuk membangun hipotesis yang dapat dipertanggungjawabkan. Sering terjadi,
peneliti tadak memahami teori mana yang relevan dengan tema penelitian,
akibatnya ketika harus membahas hasil penelitian, pembahasan menjadi dangkal,
kering, dan tidak fokus. Padahal pembahasan hasil penelitian adalah inti dari
penelitian itu sendiri. Artinya bermakna atau tidaknya hasil penelitian baik
secara teoretis maupun praktis, sangat tergantung kepada hasil pembahasan kita.
4. Merumuskan hipotesis (Apabila diperlukan)
Adakalanya penelitian deskriptif tidak hanya sekedar
menggambarkan fenomena yang terjadi, akan tetapi juga menguji hipotesis,
misalnya penelitian korelasi, yakni penelitian tentang hubungan antara dua
variabel, atau studi perbandingan, yakni penelitian yang membandingan antara
dua variabel. Walaupun dalam penelitian korelasi atau studi perbandingan tidak
mencari apa yang akan terjadi pada variabel tertentu mana kala variabel yang
lain diberi suatu perlakuan seperti pada penelitian dengan menggunakan metode
eksperimen, namun, karena penelitian itu pun menguji dua buah fenomena maka itu
pun sama dengan penelitian yang terlebih dahulu harus merumuskan hipotesis dan
kemudian mengujinya dengan ukuran-ukuran statistik.
5. Mengembangkan instrumen penelitian
Instrumen penelitian dikembangkan sesuai dengan masalah
penelitian. Untuk memudahkan dalam menetapkan jenis instrumen yang akan
dikembangkan, sebaiknya dibuat kisi-kisi terlebih dahulu. Melalui kisi-kisi
itulah dapat tergambarkan jenis data yang diperlukan, dan berdasarkan jenis
data itulah selanjutnya dapat ditetapkan instrumen macam apakah yang diperlukan
dalam penelitian kita. Adakalanya dalam merancang penelitian, kita membutuhkan
lebih dari satu jenis instrumen penelitian. Itu tidak menjadi masalah dan kalau
ini terjadi kita dapat menentukan mana instrumen utama dan mana yang hanya
menjadi instrumen pendukung.
6. Menentukan subjek penelitian
Dalam penelitian deskriptif, subjek peneltian berfungsi sebagai
sumber data. Ketepatan hasil peneltian sangat ditentukan oleh sumber data itu
sendiri. Adakalanya dalam penelitian deskriptif sumber data itu hanya terdiri
atas beberapa orang saja seperti pada studi kasus, sehingga peneliti menganggap
semua subjek penelitian merupakan sumber data karena memang subjek
penelitiannya terbatas, namun adakalanya juga peneliti berhadapan dengan sumber
data yang luas dan sangat banyak sehingga harus menetapkan populasi dan sampel
penelitian, misalnya dalam penelitian survei. Hal itu tentu saja tidak perlu
kita hindari. Apakah penelitian kita melibatkan populasi sehingga harus
ditetapkan terlebih dahulu anggota sampel beserta teknik pengambiulannya atau
pun tidak, yang jelas hal ini dapat memengaruhi instrumen penelitian yang
dikembangkan
7. Melaksanakan penelitian atau mengumpulkan data
Pelaksanaan penelitian kita lakukan sesuai pedoman atau
kisi-kisi penelitian. Adakalanya pelaksanaan penelitian cukup dilakukan oleh
peneliti itu sendiri, akan tetapi tidak jarang pula proses penelitian
membutuhkan bantuan orang lain, kalau seandainya cara yang ini yang kita
tetapkan tentu saja orang yang akan membantu kita perlu kita berikan semacam
pelatihan agar mereka memahami tujuan penelitian kita, sehingga mereka dapat
menentukan sendiri harus bagaimana mereka bertindak.
8. Menganalisis data (Menguji hipotesis kalau dianggap perlu)
Data yang sudak terkumpul dengan menggunakan instrumen
tertentu, tidak akan memberikan informasi apa pun tanpa dianalisis. Apabila
data itu bersifat kualitatif maka dianalisis secara kualitatif juga, sebaliknya
kalau data itu bersifat kuantitatif, maka data dianalisis secara kuantitatif
juga, kecuali data kualitatif yang dapat dikuantitatifkan, seperti angket dalam
bentuk skala, maka dapat diolah dengan cara kuantitatif. Kalau penelitian
deskriptif mengajukan hipotesis, maka menganalisis data dilakukan untuk menguji
hipotesis yang kita ajukan yang biasanya melalui analisis statistik, namun
apabila kita bertujuan hanya menggambarkan fenomena yang terjadi, maka analisis
data dilakukan untuk mendeskripsikan sesuatu apa adanya, sesuai dengan
interpretasi dari hasil analisis data tersebut. Walaupun peneliti mengadakan
perhitungan-perhitungan statistik, maka fungsinya hanya untuk membantu analisis
data kualitatif.
9. Membahas hasil penelitian dan menarik simpulan
Membahas hasil penelitian adalah proses menginterpretasikan
data yang diperoleh dan membandingkannya dengan teori yang kita ajukan melalui
studi pustaka, sehinngga kita dapat memberikan argumentasi atau rasionalitas
hasil penelitian.Dengan rasionalitas itulah pada gilirannya kita menolak atau
mendukung suatu teori. Tidak menutup kemungkinan berdasarkan analisis data yang
kita bahas, kiya dapat menetapkan prinsip-prinsip tertentu sesuai dengan tema
penelitian. Simpulan penelitian kita rumuskan sesuai dengan masalah penelitian.
Simpulan disusun berdasarkan data dan pembahasan penelitian.
10. Menyusun laporan dan mempublikasikannya
Akhir dari sebuah proses penelitian adalah menyusun laporan dan
memublikasikannya. Laporan penelitian disusun sesuai dengan ketentuan sponsor,
baik dalam menentukan halaman muka, batang tubuh atau isi laporan maupun
menentukan bagian penutup. Jangan lupa laporan hasil penelitian perlu
dipublikasikan baik melalui jurnal atau melalui kegiatan ilmiah sehingga dapat
dimanfaatkan oleh orang yang berkepentingan.
IV.
ANALISIS
Metode penelitian adalah sebuah netode yang harus dipilih untuk
memulai sebuah penelitian. Metodologi penelitian merupakan bagian yang biasanya
menjelaskan tentang cara peneliti melakukan penelitian dan dengan cara
bagaimana peneliti akan menyelesaikan penelitian tersebut. Dalam metodologi
penelitian.
Metode penelitian
menggambarkan rancangan penelitian yang meliputi prosedur atau langkah-langkah
yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, serta dengan cara apa data
tersebut diperoleh dan diolah/dianalisis.
Penelitian deskriptif
adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran
lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi dan
klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial dengan jalan
mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang
diteliti antara fenomena yang diuji. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala,
peristiwa, kejadian yang terjadi.
Penelitian deskriptif
memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat
penelitian berlangsung. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha
mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa
memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut. Variabel yang diteliti
bisa tunggal (satu variabel), bisa juga lebih dan satu variabel. Dalam
penelitian ini, peneliti telah memiliki definisi jelas tentang subjek penelitian
dan akan menggunakan pertanyaan who dalam menggali informasi yang
dibutuhkan.
Tujuan utama dari
penelitian deskriptif adalah menggambarkan secara sistematis fakta dan
karakteristik objek atau subjek yang telah diteliti. Penelitian deskriptif
bertujuan untuk menghasilkan gambaran akurat, menggambarkan mekanisme sebuah
proses atau hubungan, memberikan gambaran lengkap baik dalam bentuk verbal atau
numerikal, menyajikan informasi dasar akan suatu hubungan, menciptakan
seperangkat kategori dan mengklasifikasikan subjek penelitian, menjelaskan
seperangkat tahapan atau proses, serta untuk menyimpan informasi bersifat
kontradiktif mengenai subjek penelitian.
Secara garis besar,
penelitian dibagi menjadi dua, yaitu penelitian kualitatif dan penelitian
kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan salah satu dari berbagai metode
penelitian. Penelitian deskriptif bisa dilakukan dalam penelitian kualitatif
maupun kuantitatif. Penelitian deskriptif dikenal dengan penelitian non
eksperimental karena data yang akan diteliti, baik data saat ini maupun data di
masa lalu, sudah ada dan tidak mungkin dimanipulasi.
V.
KESIMPULAN
Penelitian diskriptif juga merupakan penelitian dimana
pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang
berkaitan dengan keadan dan kejadian sekarang. Mereka melaporkan keadaan objek
atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.
Pada umumnya tujuan utama Penelitian diskriptif untuk
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang
diteliti secara tepat.
Penelitian deskriptif banyak macamnya dari mulai yang sederhana
sampai yang kompleks. Berikut ini diuraikan di antaranya: (1) Metode survei,
(2) Studi kasus (Case study), (3) Penelitian korelasi (Correlational research),
(4) Studi perbandingan (Comparative study), (5) Penelitian deskriptif
berkesinambungan (Continuity descriptive research).
Seperti penelitian pada umunmnya, penelitian deskriptif dalam
bidang pendidikan secara umum terdiri atas langkah-langkah sebagai berik: (1)
Mengidentifikasi masalah penelitian, (2) Merumuskan dan membatasi masalah, (3)
Melakukan studi pustaka, (4) Merumuskan hipotesis (Apabila diperlukan), (5)
Mengembangkan instrumen penelitian, (6) Menentukan subjek penelitian, (7)
Melaksanakan penelitian atau mengumpulkan data, (8) Menganalisis data (Menguji
hipotesis kalau dianggap perlu), (9) Membahas hasil penelitian dan menarik
simpulan, (10) Menyusun laporan dan mempublikasikannya.
VI.
PENUTUP
Demikian makalah ini penulis susun, semoga dapat memberi
manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Penulis berharap
kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada
penulis demi perbaikan makalah yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar